بِسْمِ
ٱللهِ ٱلرَّحْمٰنِ ٱلرَّحِيمِ
50 Nasehat Untuk Muslimat
Wahai ukhti muslimat...,
buku yang ada di hadapan Anda ini
adalah bunga rampai nasihat
yang sungguh amat berharga.
Bila Anda bertutur dan melangkah
dengan hiasan-hiasan ini,
maka semerbak harumnya ucapan dan laku Anda
akan sampai di ujung akhirat kelak.
Di dunia Anda akan menjadi bunga kehidupan,
dan di akhirat menjadi pewangi taman surga.
Daftar Isi
Mukadimah...
Ucapan...
Pendengaran...
Pakaian...
Sosial
Kemasyarakatan...
Perpustakaan...
Pergi Ke Pasar...
Do’a...
Mukaddimah
Segala puji hanya bagi
Allah. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw
dan para keluarganya.
Saudariku muslimat,
Ada seorang wanita shaleh sedang bertawqa. Dia senang
kepada kebaikan dan tidak pernah bosan berdzikir kepada Allah. Tidak pernah
kata-kata kotor keluar dari mulutnya. Jika mengingat neraka, dia merasa takut
dan hatinya guncang, dan dia semakin mendekatkan diri kepada Allah, mohon agar
dilindungi dari siksa api neraka. Namun jika ingat surga, dia terharu dan
menangis karena kesenangan yang ada di dalamnya, sambil memanjatkan doa kepada
Allah Swt agar dia termasuk golongan ahli surga. Dia cinta kepada sesama
manusia karenanya orang lain pun mencintainya. Ia berlaku lemah lembut kepada
sesamanya, karenanya orang lain pun berlaku lemah-lembut kepadanya.
Suatu ketika dia merasakan sakit dibagian kakinya. Dengan
segera diminyaki dan dikompresnya, tapi rasa sakit itu bertambah parah.
Setelah diperiksa ke
beberapa rumah sakit, akhirnya dokter sepakat untuk mengirimnya ke London
bersama suaminya. Setelah diadakan pemeriksaan secara teliti, para dokter
menemukan kakinya ada gumpalan darah yang mengeras. Kemudian mereka mencari
tempat asalnya ternyata di bagian paha. Selanjutnya para dokter menyimpulkan
bahwa pasien wanita ini mengidap penyakit kanker. Akhirnya para dokter
memutuskan untuk mengamputasi kaki si pasien mulai dari paha hingga ke kaki
agar penyakit itu tidak menyebar ke tempat lain.
Di ruang pemeriksaan terlihat wanita itu sudah pasrah
terhadap keputusan dan takdir Allah Ta’ala terhadapnya. Walaupun begitu
lidahnya tidak pernah berhenti berdzikir kepada Allah Swt.
Pada operasi itu hadir pakar-pakar kedokteran di bidang
tersebut untuk melaksanakan operasi yang besar ini. Mulailah mereka melakukan
operasi dengan meletakkan alat pemotong. Pasien dibaringkan di tempat operasi.
Para dokter meneliti denan seksama daerah yang akan diamputasi. Dengan sangat
teliti dan rasa was-was, disalurkan aliran listrik pada alat tersebut. tapi di
saat akan bergerak alat pemotong itu patah. Para dokter yang ada disitu sangat
terkejut. Diulangi lagi operasi dengan menggunakan alat pemotong yan baru,
namun keadaan tetap seperti semula. Alat pemotong itu patah lagi. Ketika alat
pemotong iut patah untuk ketiga kalinya (hal ini pertama kalinya terjadi dalam
sejarah operasi amputasi) terlihat wajah para dokter penuh keheranan melihat
peristiwa itu. Sementara, dokter yang mengepalai tim operasi meninggalkan
mereka sejenak, kemudian mengadakan musyawarah kilat. Akhirnya para dokter
memutuskan untuk melukai bagian kaki yang akan diamputasi. Namun apa yang
terjadi? Belum sempat pisau itu menyentuh paha para dokter melihat darah
menggumpal dengan bentuk yang menjijikan. Setelah dilakuakn operasi kecil, para
dokter membersihkan serta menyumbatnya. Saat itu si wanita menjerit, dan
setelah itu rasa sakit yang selama ini diderita hilang tanpa bekas.
Selanjutnya wanita itu melihat kakinya dan ia mencoba
untuk berjalan dan ternyata ia tidak merasakan sakit sedikit pun. Ia melihat
suaminya sedang bercakap-cakap dengan para dokter yang masih terheran-heran
terhadap peristiwa yang baru saja berlalu. Dokter-dokter tadi kemudian
menanyakan kepad suaminya, apakah dulu sang istri pernah dioperasi pada bagian
tersebut? Suaminya menjawab bahwa dulu istrinya memang pernah mengalami sakit
yang serupa, bahkan lebih parah lagi, namun baru kali ini ia dioperasi. Dari
jawaban tersebut para dokter sepakat bahwa itulah inayah (pertolongan) Allah
SWT.
Betapa bahagianya wanita itu melihat bahaya yang
membuatnya selama ini was-was kini telah lenyap. Diucapkannya puji syukur ke
hadirat Allah SWT yang menjadi tempat perlindungannya.
Saudariku yang mengakui dirinya muslimat, kisah tersebut
adalah sebuah contoh dari beberapa contoh para wali Allah yang telah berpegang
teguh kepada perintah-Nya. Mereka lebih mengutamakan ridha-Nya. Mereka
senantiasa berdzikir kepada-Nya tanpa merasa jemu, sehingga dzikrullah itu
baginya seakan senandung yang merdu. Lidahnya tidak pernah merasa lelah, bahkan
mereka menemukan di dalamnya kenikmatan serta kelezatan iman. Mereka menerima
semua perintah Khaliqnya dengan senang hati, dan menjalankan hukum-hukum-Nya
dengan rasa cinta kepada-Nya. Karena itu Allah tidak akan membiarkan mereka
bahkan menolong dan membantunya dengan kekuatan-Nya. Dia juga memberikan
kemuliaan kepada mereka. Karenanya pantaslah bila mereka mendapatkan ridha-Nya
dan termasuk surga-Nya.
Saudariku...,
Manusia di dunia ini selalu berlomba meningkatkan
kekuatan dan jumlah hartanya, hingga dia menjadi orang terkuat diantara sesamanya
dalam bidang kekuasaan, paling manis tutur katanya, paling kuat dalih-dalihnya
dan paling banyak pendukungnya serta merasa tidak membutuhkan orang lain. Namun
di saat jaman sudah berubah dan di saat dia mengalami musibah (misalnya
kekuasaan dan prestise yang selama ini ia bangga-banggakan hilang lenyap
bersama dengan pergantian jaman dan generasi), Ia bagaikan anak kecil yang
mencari bapaknya, merengek-rengek mencari bantuan dan belas kasihan orang lain.
Sesungguhnya manusia itu bagaikan binatang apabila Ia
tidak berpegang teguh pada hukum-hukum Allah, dan tidak mengadakan hubungan
dengan Dia serta tidak mengharap bertemu dengan-Nya.
Hawa nafsunya dituruti,
sibuk terhadap dirinya sendiri dan tidak memberikan manfaat kepada orang lain.
Berbeda dengan muslim yang benar dan jujur. Dia berangkat dari ajaran-ajaran
agam (Islam), senang melihat manusia yang berada dalam kebaikan, dan selalu
diulurkan tanganya untuk menolong orang lain. Ia pun benci apabila manusia
berada dalam kenistaan dan kebodohan.
Ukhti muslimat.
Di antara keistimewaann seorang muslim dan muslimat
adalah hatinya yang selalu bergantung kepada Allah Ta’ala, menerapkan
syariat-syariat-Nya, serta menjalankan segala perintah-Nya.
Kesejukan jiwa dan
ketenangan hati bisa dilihat oleh mereka yang senantiasa tegar dalam menghadapi
berbagai masalah dan tidak terburu-buru dalam meraih apa yang Ia cintai,
seperti difirmankan-Nya:
“Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal Ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai
sesuatu, padahal Ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.” (Al Baqarah: 216)
Hamba-hamba-Nya yang mukmin dan mukminat tidak pernah
terpesona dengan kemewahan hidup di dunia, namun tidak pula meninggalkan
bagiannya yang ada di dalamnya.
“dan carilah pada apa
yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) dunia.” (Al Qashash: 77)
Ketahuilah ukhti dunia ini sangat singkat usianya. Karena
itulah manusia tidak berhak marah dan emosi hanya karena urusan dunia, apalagi
sampai menyebabkan Ia terlena dalam mencari kenikmatan yang ada di dalamnya.
Sekali lagi ketahuilahh ukhti dunia itu sangat renadah nilainya bila
dibandingkan dengan negeri akhirat, negeri abadi tempat putusan akhir setiap
amal manusia, negeri tempat menerima nikmat abadi dari Allah SWT. Keindahannya
belum pernah dilihat oleh mata dan pula didengar oleh telinga. Tiada kedengkian
di dalamnya. Ia hanya di wariskan kepada mereka yang beriman dan bertaqwa.
Saudariku yang mulia.
Dengan mengingat mati, pahitnya dunai menjadi manis.
Dengan demikian kita tidak tertipu karenanya. Kadangkala di pagi hari manusia
menjadi takut kalau-kalau tidak bisa hidup di sore hari, dan pada waktu sore
hari takut kalau tidak bisa hidup di pagi hari. tatkala bencana hilang darinya
maka beralihlah ketakutannya kepada yang lainnya, seperti takut kehilangan
sanak saudara, kematian teman-teman sejawat, atau ketika merasakan suatu
penyakit. Manusia seperti ini hatinya sering berdebar. Di saat-saat seperti itu
tergambarlah di hadapanya bayangan maut yang mengintai. Dia terkejut dan takut
sehingga menambah rasa sakit dan kegundahan hati, seakan-akan rasa takut itu
sebagai penolak datangnya maut atau sebagai tempat pelarian.
Begitu lemahnya manusia, begitu kerdilnya dan alangkah
pendek umurnya. Namun sering tatkala masih muda dan segar, manusia menyadari
bahwa umur kelak akan sirna. Badan yang gagah atau semampai akan menjadi
bungkuk dan wajahnya akan berkerut. Semangatnya akan turun dan aktivitasnya pun
berkurang.
Anda mungkin pernah melihat seorang yang kaya tinggal di
istana megah, mengendarai mobil mewah dan rumahnya dialasi permadani yang
indah. Namun roda berputar. Tiba-tiba ia tinggal di tempat yang lebih buruk
dari istananya dahulu, berkendaraan dengan apa yang dulu dihinanya, berpakaian
dengan pakaian yang dulu enggan dipakainya, dan kini ia makan dengan apa yang
dulu baginya makanan yang menjijikan.
Wahai ukhti muslimat, sesungguhnya kelezatan dan
keindahan hidup, ketingian dan kesempurnaannya tidak lain hanya dengan taat
kepada Allah SWT dengan istiqomah (berlaku lurus) terhadap perintah-Nya dan
berjalan pada jalan-Nya. InsyaAllah manusia-manusia seperti tadi hidupnya
senantiasa bahagia, tenang, tidak bersedih hati, memaafkan orang yang menzaliminya,
mengampuni kesalahan orang yang jahat kepada dirinya, belas kasih dan hormat
kepada orang lain. Dia tidak merasa berat dalam membantu kebutuhan orang lain,
dan sepenanggungan dalam suka dan duka. Dia tidak berlebih-lebihan dalam
menjalankan perintah Allah, baik yang kecil maupun yang besar, bahkan menjaga
setiap amal perbuatan agar dapat mendekatkan diri pada-Nya. Ketika menjumpai
musibah ia hadapi dengan kesabaran dan penuh kerelaan hati, dan tatkala maut
datang menjemput, dilihatnya bahwa itu adalah akhir dari perjuangannya di dunia
serta merupakan perjalanan menuju negeri yang abadi.
Ukhti muslimat,
Pada lembaran-lembaran berikut ini ada beberapa kumpulan
petunjuk dan bimbingan yang apabila kalian melaksanakannya dengan baik dalam
kehidupan sehari-hari, selalu menjaganya, dan menyesal bila meninggalkannya,
InsyaAllah hidup kalian akan berbalik dari rasa kecewa menuju keikhlasan, dari
kemalangan menuju kebahagiaan, bahkan akan kalian rasakan warna yang lain dari
hidup kalian, dan kalian akan memandangnya dengan pandangan yang lain pula.
Maksud dan tujuan dari penulisan buku ini tidak lain hanyalah rasa cinta kepada
kewajiban, mengharap pahala, dan keinginan keras dalam mencari kemaslahatan.
Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita semua.
Ucapan
1.
Hindarilah
sikap kurang puas dan perbanyaklah diam. Allah berfirman:
“Tidak ada
kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan orang yang
menyuruh manusia memberikan sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan
perdamaian diantara manusia.” (An Nisa 114)
Ketahuilah wahai
Ukhti, di setiap saat dan setiap tempat ada yang senantiasa memperhatikan dan
mencatat setiap ucapanmu.
“Seorang duduk
di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun
yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu
hadir.” (Qaaf 17-18)
Karena itu,
wahai ukthit, berbicaralah hanya yang pantas-pantas saja. Ringkaskan ucapanmu,
serta cukupkanlah hingga sesuai dengan maksud pembicaraanmu.
2.
Bacalah
Al-Qur’an Al-Karim dan buat jadwal harian untuk tadaarus serta usahakan
menghafalnya semampumu, agar engkau mendapat pahala yang besar di hari kiamat
nanti.
Abdullah bin
Umar Ra meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: kepada yang senang
membaca Al-Qur’an di hari kiamat nanti dikatakan: “Bacalah dan perbaikilah
bacaanmu sebagaimana yang telah kamu kerjakan di dunia dahulu, maka
sesungguhnya kedudukanmu itu tergantung kepada akhir ayat yang sedang kamu baca
itu.”
(HR Tirmidzi)
3.
Bukanlah
merupakan suatu kebaikan apabila kamu berbicara dan selalu berkomentar terhadap
setiap hal yang kamu dengar, sebab hal itu dapat menjatuhkanmu ke dalam
kebohongan.
Abu Hurairah Ra
berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Cukuplah bagi orang itu disebut ...
4.
...
5.
...
6.
Jika
kamu berbicara, maka jauhilah dari membesar-besarkan diri, bermanis-manis kata
dan terlena buaian kata, sebab itu merupakan sifat yang dibenci oleh
Rasullullah SAW.
Beliau bersabda:
“Sesungguhnya
sesuatu yang paling saya benci dan paling jauh posisinya dariku pada hari
kiamat adalah mereka yang banyak bicara, angkuh dalam berucap dan besar mulut.”
(HR Tirmidzi)
7.
Jadikanlah
pribadi Rasulullah SAW. Suri teladan yang baik.
Di antaranya
banyak diam, berpikir dan tidak banyak tertawa, apalagi sampai hanyut di
dalamnya.
Sammak berkata,
“Saya bertanya kepada Jabir bin Samirah: Apakah dulu kamu selalu hadir dalam
majelis Rasulullah?” Jabir bin Samirah menjawab, “Benar, beliau banyak diam dan
sedikit tertawa. Pernah sahabatnya membaca syair dan saling bertukar pikiran
tentang masalah mereka, kemudian mereka tertawa, tapi Rasulullah hanya
tersenyum saja.” (HR Ahmad)
Jadikanlah
ucapanmu selalu condong kepada kebajikan. Jika tidak, maka diammu itu lebih
baik. Bersabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa yang
mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik, atau
(kalau tidak bisa) diamlah.” (HR Bukhari)
8.
Jangan
memotong pembicaraan orang, membatasi atau meremehkannya. Jadilah pendengar
yang baik. Bantahlah mereka dengan uslub (metode) yang baik sebagai cermin dari
kepribadian.
9.
Hindarilah
segala bentuk celaan, menggunjing, atau membicarakan aib orang lain.
“Hai orang-orang
yang beriman janganlah suatu kaum mencela kaum yang lain, (karena) boleh jadi
mereka (yang dicela itu) lebih baik dari
mereka (yang mencela). Dan begitu pula wanita terhadap wanita lainnya, boleh
jadi wanita yang dicela tadi lebih baik dari wanita yang mencela.”
(Al Hujaraat 11)
Bersabda
Rasulullah SAW:
“Seorang muslim
itu saudara bagi muslim lainnya dia tidak menzaliminya, tidak mengecewakannya,
juga tidak pula menghinanya. Maka cukuplah seorang itu digolongkan dalam
keburukan bila ia menghina saudaranya yang muslim.”
(HR. Muslim)
10. Jika kamu mendengar bacaan Al-Qur’an Al Karim,
maka hentikanlah segala pembicaraan bagaimanapun pentingnya, sebagai rasa
hormat terhadap kalamullah, dan juga sebagai pelaksanaan perintah-Nya.
“Dan apabila Al
Qur’an dibacakan maka dengarkanlah dan perhatikan dengan tenang agar kamu
mendapat rahmat.” (Al A’raf 204)
11. Pandai-pandailah dalam
memilih kata sebelum ke luar dari mulutmu. Jagalah perkataanmu agar tetap
bersih, cocok dan sesuai dengan kebenaran, jauh dari keburukan, serta tidak
menimbulkan kemurkaan Allah Ta’ala, karena setiap kata mempunyai tanggung jawab
yang besar. Berapa banyak kata yang bisa menyebabkan si pembicaranya masuk
surga, dan berapa banyak pula kata yang memasukkan orangnya ke dasar neraka
jahannam.
Abu hurairah Ra
berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: “Seorang hamba yang jika berbicara
semata-mata yang diridhoi Allah dan seolah-olah tidak dihiraukan orang, maka
Allah akan mengangkat derajatnya. Namun seorang hamba berbicara dengan ucapan
yang dibenci Allah seolah-olah tidak dihiraukan orang, maka ucapan itu akan
membawanya ke neraka jahannam.” (HR Bukhari)
Mu’adz Ra
bertanya kepada Nabi SAW:
“Ya Rasullullah, apakah kita bertanggung jawab
terhadap semua yang kita ucapkan?” Rasulullah SAW menjawab: “Ibumu pasti
kehilangan kamu, wahai Mu’adz! Tidaklah manusia itu ditelungkupkan wajahnya ke
dalam neraka kecuali karena tergelincirnya lidah (akibat ucapan) mereka.” (HR
Tirmidzi)
12. Gunakanlah lidahmu yang
merupakan nikmat Allah yang agung bagimu untuk amar makhruf nahi munkar dan
dakwah kepada kebajikan.
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka
kecuali bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau
berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.” (An Nisa 114)
13. Wahai saudariku
muslimah, belajar (menuntut ilmu) itu merupakan hal yang terpuji dan mulia.
Syifa’ binti Abdillah berkata, Nabi SAW pernah masuk
ke dalam rumah ketika saya berada di rumah Hafsah, kemudian beliau bertanya
kepada saya, “Apakah kamu tidak mengajari ini (yakni Hafsah) penangkal seekor
semut sebagaimana kamu telah mengajarinya tulis menulis?” (HR Ahmad)
14. Maksud dan tujuan menuntut ilmu itu bukan
hanya untuk memperoleh ijazah, untuk mendapatkan pekerjaan atau status sosial,
tapi untuk mengetahui berbagai urusan agama, hukum-hukumnya dan memperbaiki
bacaan Al-Qur’an Al-Karim sehingga seorang wanita dapat beribadah kepada
Robb-nya dengan dasar pemahaman yang jelas. Seperti diketahui, salah satu
tujuan menuntut ilmu adalah untuk menelaah teori belajar yang tepat sebagaimana
yag tercermin dalam kehidupan Rasulullah SAW, para sahabat dan para pendahulu
umat ini, agar hidup dalam kebahagiaan dan ketenangan.
15. Jauhilah setiap bentuk gurauan dan celaan.
Jangan bersikap sombong terhadap orang lain dalam menuntut ilmu, dan jadikanlah
sifat tawadhu (rendah hati) cermin pribadimu agar prestasimu bisa maju dan
naik. Kalau tidak demikian maka niscaya ilmumu akan membawa bencana bagimu.
“Ka’ab bin Malik Ra berkata, Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa menuntut ilmu karena untuk bersaing
dengan para alim atau karena hendak membantah orang-orang bodoh dan karena mau
menarik perhatian manusia kepadanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam
neraka.” (HR Tirmidzi)
PENDENGARAN
16. Sucikanlah pendengaranmu dari mendengar musik,
nyanyian dan kata-kata yang tidak sopan.
PAKAIAN
17. Kamu adalah seorang
muslimat, maka kamu harus berpakaian sesuai dengan yang telah ditetapkan
syariat Islam. Pakaian itu harus lebar kainnya, tidak tipis dan tidak pula
ketat.
18. Sesungguhnya “setengah
baju” atau “rok mini” itu adalah propaganda untuk menguak tabir auratmu.
SOSIAL
KEMASYARAKATAN
19. Hindarilah pertemuan majelis-majelis
kebatilan, serta dari bercampur baurnya kaum pria dan wanita. Bersegeralah
kepada majelis-majelis kebenaran dan kebajikan.
20. Jika kamu sendirian
atau bersama-sama dengan saudari-saudarimu yang lain di suatu majelis
pertemuan, maka jadikanlah dzikir kepada Allah merupakan kebiasaan atas lidah
kalian semua, sehingga kamu pulang dengan kebaikan dan membawa pahala.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa duduk dalam suatu majelis dengan tidak
berdzikir kepada Allah Ta’ala, maka ia mendapat penderitaan dan penyesalan di
hari kiamat; dan barangsiapa yang berbaring di tempat pembaringan dengan tidak
berdzikir kepada Allah Ta’ala, maka di hari akhir nanti ia berhak mendapat
penyesalan pula.” (Silsilah Hadits Shohih)
Jika kamu hendak
keluar dari satu majelis pertemuan, maka jangan lupa berdo’a:
“Mahasuci
Engkau, ya Allah, dan puji-pujian untuk-Mu, saya bersaksi bahwa tidak ada ilah
(sembahan) yang patut di sembah kecuali Engkau. Aku mohon ampun dari-Mu dan
bertobat kepada-Mu.” (HR Tirmidzi)
21. Wahai ukhti muslimat
bersihkanlah tempat pertemuanmu dari ghibah (menggunjing) dan naminah
(menjelek-jelekkan orang lain) demi menjalankan perintah Allah dan takut akan
siksa-Nya. Kedua sifat itu juga merupakan sifat-sifat yang tercela dan
merupakan akhlak yang sangat dibenci Allah.
“Janganlah
sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara
kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
terhadapnya.” (Al Hujuraat 12)
22. Jika salah seorang peserta pertemuan (majelis)
melontarkan kata-kata yang tidak senonoh dan dia di pihak yang salah, maka kamu
wajib menasehatinya setelah usai pertemuan dengan tutur kata yang lembut dan
cara yang baik.
PERPUSTAKAAN
23. Selalulah punya
perhatian khusus terhadap buku-buku pilihan yang bermanfaat, serta
menjadikannya sebagai perpustakaan rumah yang akan bisa diambil manfaatnya oleh
seluruh anggota keluarga.
24. Wahai saudariku
jauhilah membuang waktu dengan membaca sesuatu yang tidak bermanfaat. Sekali
lagi, jauhilah membaca sesuatu yang membawa petaka serta bahaya, seperti
buletin-buletin dan majalah-majalah wanita yang dipenuhi gambar maksiat,
kata-kata yang tidak ada gunanya dan problema-problema yang bersifat khayal
belaka yang semakin hari semakin banyak dan menjamur di masyarakat,
cerita-cerita nista yang dalam penulisannya berusaha untuk menyebarkan
kehidupan dan isu kebejatan. Jagalah agar ia tidak masuk ke rumahmu dan jadilah
musuhnya.
25. Diantara hal yang
bermanfaat adalah menjadikan perpustakaan itu meliputi bermacam bidang ilmu,
sehingga mencukupi seluruh kebutuhan dan bisa menyelesaikan seluruh problema.
Sebagai muslim dan muslimat, engkau membutuhkan pengetahuan agama. Perbanyaklah
membaca berita dunia Islam dan merasa sepenanggungan terhadap problema kaum
muslimin, menelaah metode-metode yang bisa membantu dalam pendidikan diri
sendiri dan keluarga, mempelajari sejarah dan perjalanan salafus saleh
(pendahulu kita) serta mengambil hikmah dan pelajaran di dalamnya.
26. Jika kamu kagum
terhadap buku yang bermanfaat, maka kamu patut memperkenalkannya kepada
muslimat lainnya dan anjurkanlah kepada mereka untuk membacanya. Jika kamu
menemukan buku yahg dapat mengganggu aqidah, maka kamu wahib memperingatkan
saudari-saudarimu atas bahaya yang ditimbulkan buku itu dan beberapa kesalahan
yang ada di dalamnya.
27. Membaca adalah suatu
hal yang penting dan sangat mendesak karenanya berusahalah menggunakan
kesempatan dan mengisi waktumu dengan menambah ilmu dan pengetahuan.
PERGI KE PASAR
28. Jika memang terpaksa
harus pergi ke pasar, maka berangkatlah untuk waktu yang pendek (jangan
berlama-lama) hanya terbatas untuk memperoleh kebutuhanmu saja.
29. Jika kamu ke pasar,
jauhilah dari memakai wangi-wangian dan perhiasan serta memakai pakaian yang indah
dengan maksud agar orang memperhatikanmu.
Abi Musa Ra
berkata bahwa Nabi SAW bersabda: “Jika seorang wanita memakai wangi-wangian
kemudian ke luar menuju khalayak ramai agar mereka mencium baunya, maka dia
telah begini dan begini (artinya sama saja seperti pelacur).”
(HR Ahmad)
30. Jika kamu berada di
pasar atau sedang di perjalanan menuju pasar, maka janganlah sering menoleh
atau melirik-lirik, karena pandangan itu merupakan “tempat yang ampuh” bagi
seseorang untuk tergelincir ke dalam bahaya. Jika kamu sudah menemukan
kebutuhanmu maka jauhilah banyak bicara dengan para penjual, karena hal itu
bisa menghilangkan rasa malu dan membuka pintu fitnah.
31. Jika kamu melihat sebuah kemungkaran di pasar
atau di saat ke pasar, maka kamu wajib mengingkarinya walaupun hanya dengan
hati.
“Dan orang-orang
yang beriman baik laki-laki maupun perempuan itu sebagian mereka adalah
penolong sebagian yang lain, yang memerintah kepada kebajikan dan mencegah yang
munkar.” (At Taubah 71)
32. Ada sebagian wanita
yang menjadikan pergi ke pasar (supermarket dan ke pusat pertokoan) sebagai
hiburan harian, seringkali ia keluar karena merasakan enak dan nyaman pergi ke
pasar. Aku berlindung kepada Allah, mudah-mudahan kamu tidak termasuk ke dalam
golongan ini. Karena golongan ini lebih condong kepada fitnah dan
menyia-nyiakan waktu.
33. Jadikanlah dirimu sebagai teman setia suamimu,
demikian pula sebaliknya. Bukanlah hal yang utama apabila wanita lebih banyak
berjalan-jalan dan berlama-lama berbelanja di pasar (pusat pertokoan) daripada
tinggal di rumah karena itu janganlah membeli sesuatu, selain hanya kamu
butuhkan saja.
Do’a
34. Manusia itu lemah,
butuh dan fakir di hadapan Allah Ta’ala. Maka angkatlah dan tengadahkan
tanganmu, tunduklah kepada-Nya, mintalah kepada-Nya ampunan, perlindungan dan
taufik di dunia dan di akhirat, ambilah kebaikan dari-Nya. Rasulullah SAW
bersabda:
“Sesungguhnya
Robb-mu itu pemalu lagi pemurah, merasa malu apabila tidak mengabulkan doa
kepada hamba-Nya yang mengangkat kedua
tangannya untuk berdoa lalu dikembalikan kosong.” (HR Ibnu Majah)
Jangan
tergesa-gesa ingin segera dikabulkan doa-mu.
Dahulukanlah
doamu dengan memuja dan menyangjung asma Allah, sholawat dan salam kepada
jungjungan kita Rasulullah Muhammad SAW, dan akhirilah pula dengan itu semua.
Berdoalah kepada Allah dengan sungguh-sungguh, sebab Rasulullah SAW bersabda:
“Berdoalah kamu
sekalian kepada Allah dengan perasaan yakin akan dikabulkan doamu. Ketahuilah
bahwasanya Allah SWT tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan
tidak bersungguh-sungguh.” (HR Tirmidzi)
Janganlah berdoa
dengan maksud untuk memutuskan hubungan silahturami. Jika kamu belum melihat
tanda-tanda bahwa doamu itu akan dikabulkan maka janganlah bersedih hati sebab
Allah Ta’ala menyediakan bagimu pahala di akhirat, atau Allah berkenan
mengampuni dosa-dosamu atau mungkin Dia menghilangkan sesuatu yang tidak kamu
sukai.
35. Dekatkanlah dirimu
kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya yang wajib maupun yang
sunnah, serta melakukan berbagai amalan lain yang dapat mendekatkan diri
kepada-Nya supaya kamu mendapat pahala yang besar dan derajat yang tinggi, agar
kamu dimasukkan oleh-Nya ke dalam golongan wali-wali Allah yabg tidak pernah
takut dan bersedih hati. Allah akan selalu mengabulkan doamu, menghilangkan
kesedihanmu, sehingga hatimu penuh kebahgiaan dan ketentraman. Rasulullah SAW
bersabda:
Sesungguhnya
Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang memusuhi waliku, maka Aku menyatakan
perang padanya, tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku lebih Aku
senangi dari apa yang telah diwajibkan atas dirinya (mengerjakan
kewajiban-kewajiban yang diperintahkan Allah). Juga apabila hamba-Ku selalu
mendekatkan kepada-Ku dengan melakukan sunnah-sunnah Nabi sehingga Aku cinta
padanya. Bila Aku sudah cinta padanya maka Aku menjadi pendengarannya untuk
mendengar yang haq dan Aku menjadi penglihatannya untuk melihat sesuatu yang
haq, dan Aku menjadi tangannya yang digunakan untuk memegang dan Aku menjadi
kakinya yang digunakannya untuk berjalan, maka jika dia meminta kepada-Ku, akan
Aku penuhi, dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku, maka akan Aku lindungi
dia.” (HR Bukhari)
36. Jika kamu melihat seorang muslimat yang
bersungguh-sungguh dengan agamanya, selalu melaksanakan perintah Robb-nya, dan
merasa bangga terhadap keyakinan yang ia pegang, maka cintailah dia, dan
jadikanlah ia sebagai teman setia, karena cinta atas dasar Allah mempunyai
kedudukan yang tinggi. Rasulullah SAW bersabda:
Allah Azaa wa
Jalla berfirman: “Orang-orang yang saling mencintai karena Aku mereka mendapat
cahaya illahi yang dirindukan oleh para Nabi dan syuhada.”
37. Walaupun kamu dapat membagi waktu dengan baik,
tetapi dia (waktu itu) akan tetap hilang darimu. Karena itu pergunakanlah waktu
untuk mempelajari buku-buku pelajaranmu (jika kamu seorang pelajar), laksanakan
kewajibanmu terhadap keluargamu atau suamimu, telaah dan bacalah buku-buku yang
bermanfaat, serta kunjungilah sanak keluarga (bersilahturahmi).
38. Berkunjung ke sanak
keluarga itu memberikan berkah dan rezeki, karena itu tetaplah menjumpai
mereka, dan jadikan kunjunganmu itu bermanfaat. Beri ucapan selamat kalau
mereka mendapat kebaikan dan kebahagiaan, dan beri nasihat kalau mereka dalam
kemaksiatan. Anjurkan kepada mereka agar melakukan perbuatan yang bermanfaat
baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk masyarakat. Hindarkan mereka dari
bahaya, beri nasihat ke pada mereka dengan perumpamaan dan pendekatan yang baik
tanpa melukai hati mereka, dan sering-seringlah menanyakan ikhwal mereka.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa
yang ingin dilapangkan rezekinya, ditangguhkan ajalnya dan dipanjangkan
umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silahturahmi.” (Mutafaq alaihi)
39. Jangan terpesona oleh
perilaku dan sikap orang-orang yang melanggar perintah Allah, yakni yang menganggap
remeh terhadap penerapan syariat Islam. Akan datang suatu hari di mana seorang
zalim menggigit jarinya, sedang sang mukmin merasa bahagia sekali berkat
keberhasilannya menghadapi segala cobaan dan rintangan di dunia, karena ia tahu
benar situasi di hari kiamat, maka dia tidak memiliki apa-apa kecuali ia
berkata sambil memegang catatan amal perbuatannya di sebelah kanan:
“Ambillah,
bacalah kitabku (ini). Sesungguhnya aku yakin bahwa aku menemui perhitungan
terhadap dirikku.” (Al Haaqqoh 19-20)
40. Tanamlah dalam kalbumu
rasa kasih sayang, dan kelembutan. Sayangilah yang muda, hormati yang tua
darimu, hingga kepada binatang melata pun berlakulah demikian (sayang dan
bersikap lembut). Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa
yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.” (HR Bukhari)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairoh Ra bahwa Rasulullah
SAW bersabda:
“Ada seorang
laki-laki yang sedang melakukan perjalanan. Di tengah jalan ia merasa haus
sekali. Kemudian ia menemukan sumur, maka ia masuk ke dalam sumur itu, dan
minum air tersebut. ketika ke luar dari sumur itu ia melihat seekor anjing
menjulurkan lidahnya sambil makan tanah karena kehausan. Laki-laki itu berkata
dalam hatinya, “Pasti anjing ini kehausan seperti yang baru saja kualami. Maka
ia turun lagi ke dalam sumur itu dan mengambil air dengan sepatunya. Kemudian
ia ke luar membawa air tersebut untuk diberikan kepada anjing tersebut lalu ia
bersyukur kepada Allah dan Allah berkenan mengampuni dosa-dosanya. ”Para
sahabat Ra bertanya: “Ya Rasulullah, apakah kita mendapat pahala walaupun
menolong binatang?” Jawab Rasulullah: “ya tentu saja pada setiap makhluk yang
bernyawa ada pahalanya.” (HR Bukhari)
41. Hindarilah para
pengemban kegiatan dan propaganda modernisme yang memanfaatkan kaki tangan
mereka untuk merusak wanita muslimah. Mereka mengeluarkan wanita muslimah dari
kesucian dan kehormatan diri, dan menjerumuskan kepada kekotoran dan kebejatan
moral. Para musuh itu menggunakan segala cara dan fasilitas yang ada untuk
menyebarkan faham mereka. Peringatan pada saudari-saudarimu agar tidak
terjerumus ke dalam jaring-jaring dan tipu daya mereka.
42. Banggalah terhadap
agamamu, yakin Al-Islam dan aqidahnya.
“Dan kamulah
yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu benar-benar beriman.” (Ali Imran
139)
43. Perkaya wawasan
keislamanmu dengan sering mendengarkan ceramah-ceramah Islam dan
seminar-seminar yang bermanfaat. Bacalah dengan rutin majalah dan buku-buku
Islam yang bermanfaat.
44. Sebarkanlah kebajikan, kebenaran, budi pekerti
yang luhur, dan ilmu yang bermanfaat di rumah atau di sekolah, juga terhadap
sanak-saudara dan teman-temanmu.
45. Bantulah selalu Ibumu
dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, karena yang demikian merupakan kebajikan
dan pembalasan budi baik kepadanya. Hal itu juga merupakan latihan bagimu,
sehingga nanti dengan izin Allah dimasa datang hidupmu akan berhasil.
Jangan berdalih
karena sibuk sekolah, belajar atau kesibukan-kesibukan yang lain lantas tidak
membantu Ibumu. Hindarilah sifat malas dan bermalas-malas (santai).
46. Selalulah bermuka
manis. Sikap ini akan menimbulkan prasangka baik terhadap orang lain, dan tentu
memperoleh pahala dari Allah. Rasulullah SAW bersabda:
“Senyum manismu
kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR Tirmidzi)
47. Jauhilah sifat cepat
marah dan cepat emosi.
Dari Abi
Hurairah Ra di kisahkan bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi Muhammad,
“Berilah wasiat kepada saya.” Rasulullah berkata, “ Jangan marah.” Orang tadi
masih terus bertanya, tapi jawaban Rasulullah tetap sama, “Jangan marah.” (HR
Bukhari)
Rasulullah SAW
bersabda:
“Sesungguhnya
marah itu datangnya dari setan dan dia (setan) dicipatakan dari api, dan api
dapat dipadamkan dengan air. Karena itu jika salah seorang dari kalian marah
maka berwudhulah.” (HR Ahmad)
Hiasi dirimu
dengan sifat santun dan bersabarlah atas kesalahan orang, baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja.
48. Hindarilah meniru-niru
orang kafir di dalam kebiasaan-kebiasaan hidup, adat istiadat dan cara mereka
dalam makan, minum, berpakaian dan sebagainya. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa meniru-niru
suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR Abu Daud)
49. Banyak di antara wanita
meremehkan kewajiban shalat dengan mengulur-ulur waktu megerjakannya, entah
disebabkan kesibukannya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, atau karena lalai
dengan pembicaraan yang tidak berarti (asyik mengobrol). Lebih-lebih bila di
tengah-tengah walimahan (resepsi). Ingat selalu firman Allah:
“Maka celakalah
bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya.”
(Al Maa’un 4-5)
50. Puasa (shaum) itu
memiliki kedudukan yang tinggi dan pahala yang besar, juga berperan sekali
dalam membersihkan jiwa dan melatih perasaan. Maka alangkah baiknya jika
membiasakan diri melakukan puasa-puasa sunnah, di antaranya enam hari di bulan
syawal atau tiga hari pada setiap bulan.
0 Response to "50 Nasehat Untuk Muslimat"
Post a Comment